I hate Monday...Saya sungguh sangat membenci hari senin karena pada hari itu saya harus menjadi "berhala" untuk beberapa menit bagi yang dipertuan agung "sang saka merah putih" yang sama sekali tidak bermanfaat dibanding saya harus mengerjakan PR yang belum saya buat semalam karena lebih mementingkan "hal" lain ketimbang pendidikan "sampah" seperti ini....
Mungkin hal yang sepele menurut banyak orang tetapi UPACARA BENDERA harus segera dihilangkan dari lembaga-lembaga pendidikan...Bagaimana mungkin lembaga yang seharusnya memanusiakan manusia malah mengadakan ritual "sesembahan" pada hari senin karena dianggap sebagai bentuk tanda jasa pada pahlawan kita...Oooww...so sweet!!!
Doktrin terkenal sepanjang masa yang terus membuai kita " Bangsa Yang Besar adalah Bangsa Yang Menghargai Pahlawannya " adalah memuakkan.Mungkin maksud dari jargon itu adalah yang menghargai "sang jenderal" karena pada kenyataannya banyak veteran perang yang saat ini bahkan lebih prihatin kehidupannya dari perang yang dia hadapi dulu..Lewat "upacara berhala" yang dibumbui dengan sedikit aroma "militerisme" agar terlihat sedap dan "berwibawa" tidak layak untuk masuk ke ranah pendidikan.Orang-orang yang siap untuk "dimanusiakan" seharusnya tidak melakukan hal-hal "terkutuk" seperti itu.Racun "monday's schedule" harus segera dihilangkan karena dengan menganggap bahwa "upacara berhala" sama dengan menunjukkan nasionalisme adalah hal yang patut untuk ditertawakan....
Saya cinta Indonesia ( misalnya ) tidak harus ditunjukkan dengan cara militeristik seperti upacara bendera yang entah kenapa belum dihilangkan pasca tumbangnya "bapak pembangunan" kita.Harusnya ini menjadi hal yang harus kita perhatikan.Upacara adalah hal yang haram untuk diberlakukan di wilayah intelektual karena peristiwa semacam ini cocoknya dipakai di tempat-tempat yang cukup dengan otot sajah.Contohnya adalah kasus UNHALU dimana orang-orang yang sudah "kehilangan" otak dan cuman modal "otot" doank....Mereka-mereka inilah yang pantas untuk melakukan ritual "kafir" tersebut tanpa membawa-bawa masyarakat yang masih "peduli" dengan otak mereka..
Pendidikan yang seharusnya dibuat semanusiawi mungkin hilang maknanya manakala pada pembukaan minggu mereka selalu diperintahkan untuk melakukan upacara bendera ala militer.Hal pertama yang ditemukan oleh para pelajar bukanlah bagaimana saya lebih baik dengan pendidikan di awal minggu ini tetapi "terapi" ala "jenderal bangsat dan keparat" yang mungkin saat ini sudah mendapatkan hukumannya di "neraka" sana.Model-model pelatihan militer seperti ini harus segera "dibumihanguskan" dari dunia pendidikan...Sayangnya,para "pemerhati pendidikan" tidak pernah mengemukakan masalah ini..Mereka hanya sibuk berkoar-koar soal bagaimana anak-anak yang tidak mampu bisa bersekolah seolah-olah hanya kaum miskin sajalah yang pantas untuk diperhatikan sementara banyak yang belum tersentuh...Mungkin pikiran mereka terlalu tinggi sehingga "lupa" untuk berteriak "Hentikan Latihan Ini!!".
Mungkin hal yang sepele menurut banyak orang tetapi UPACARA BENDERA harus segera dihilangkan dari lembaga-lembaga pendidikan...Bagaimana mungkin lembaga yang seharusnya memanusiakan manusia malah mengadakan ritual "sesembahan" pada hari senin karena dianggap sebagai bentuk tanda jasa pada pahlawan kita...Oooww...so sweet!!!
Doktrin terkenal sepanjang masa yang terus membuai kita " Bangsa Yang Besar adalah Bangsa Yang Menghargai Pahlawannya " adalah memuakkan.Mungkin maksud dari jargon itu adalah yang menghargai "sang jenderal" karena pada kenyataannya banyak veteran perang yang saat ini bahkan lebih prihatin kehidupannya dari perang yang dia hadapi dulu..Lewat "upacara berhala" yang dibumbui dengan sedikit aroma "militerisme" agar terlihat sedap dan "berwibawa" tidak layak untuk masuk ke ranah pendidikan.Orang-orang yang siap untuk "dimanusiakan" seharusnya tidak melakukan hal-hal "terkutuk" seperti itu.Racun "monday's schedule" harus segera dihilangkan karena dengan menganggap bahwa "upacara berhala" sama dengan menunjukkan nasionalisme adalah hal yang patut untuk ditertawakan....
Saya cinta Indonesia ( misalnya ) tidak harus ditunjukkan dengan cara militeristik seperti upacara bendera yang entah kenapa belum dihilangkan pasca tumbangnya "bapak pembangunan" kita.Harusnya ini menjadi hal yang harus kita perhatikan.Upacara adalah hal yang haram untuk diberlakukan di wilayah intelektual karena peristiwa semacam ini cocoknya dipakai di tempat-tempat yang cukup dengan otot sajah.Contohnya adalah kasus UNHALU dimana orang-orang yang sudah "kehilangan" otak dan cuman modal "otot" doank....Mereka-mereka inilah yang pantas untuk melakukan ritual "kafir" tersebut tanpa membawa-bawa masyarakat yang masih "peduli" dengan otak mereka..
Pendidikan yang seharusnya dibuat semanusiawi mungkin hilang maknanya manakala pada pembukaan minggu mereka selalu diperintahkan untuk melakukan upacara bendera ala militer.Hal pertama yang ditemukan oleh para pelajar bukanlah bagaimana saya lebih baik dengan pendidikan di awal minggu ini tetapi "terapi" ala "jenderal bangsat dan keparat" yang mungkin saat ini sudah mendapatkan hukumannya di "neraka" sana.Model-model pelatihan militer seperti ini harus segera "dibumihanguskan" dari dunia pendidikan...Sayangnya,para "pemerhati pendidikan" tidak pernah mengemukakan masalah ini..Mereka hanya sibuk berkoar-koar soal bagaimana anak-anak yang tidak mampu bisa bersekolah seolah-olah hanya kaum miskin sajalah yang pantas untuk diperhatikan sementara banyak yang belum tersentuh...Mungkin pikiran mereka terlalu tinggi sehingga "lupa" untuk berteriak "Hentikan Latihan Ini!!".