Mungkin banyak yang mengatakan bahwa sistem "hitam" merupakan sebuah hal yang utopis dan tidak mungkin dilaksanakan mengingat bahwa bagaimanapun kita butuh sebuah aturan dimana aturan itulah yang akan mengendalikan kita kepada sebuah keteraturan tetapi pertanyaannya : benarkah demikian?
Dalam diri manusia sudah "built-in" sedemikian rupa apa yang disebut dengan adab dan "humanity value" yang tentu saja akan selalu berubah sesuai dengan kondisi zaman dimana kita hidup.Lantas,apakah sesuatu yang sudah sedemikan rupa ada dalam diri kita tidak bisa dipakai sebagai sebuah "peraturan" yang tentu saja setiap orangnya berbeda?Nah,yang menjadi masalah adalah,ketika adab dan "humanity value" itu ingin DISTANDARKAN dalam sebuah PERATURAN..Nila-nilai yang sifatnya sangat subjektif atau bisa kita katakan sangat relatif ingin diseragamkan dengan satu hukum dan dengan satu pandangan dimana jika kita langgar maka sanksilah yang akan kita dapatkan...
Lebih jauh,banyak yang mengatakan bahwa apakah saat ini orang telah "beradab"?Seperti yang saya katakan di atas bahwa adab telah ada dalam diri manusia dan itu disesuaikan dengan nilai-nilai zaman dimana mereka bernapas.Seorang manusia tidaklah dianggap sudah beradab jika sudah mematuhi seluruh peraturan yang dibuat oleh "sesuatu yang melembaga" tetapi sebaliknya bisa saja dia melanggar adab yang seharusnya ada dalam dirinya...
Keteraturan tanpa peraturan adalah slogan yang tepat untuk mengukur apakah seorang manusia sudah memaksimalkan adabnya maupun "humanity value"nya...Semua berjalan apa adanya tidak di bawah tekanan "sesuatu yang melembaga" tersebut tidak pula di bawah ancaman AK-47.
Ironisnya manusia sudah diBRAINWASHING bahwa seharusnyalah seperti ini dan hal yang seperti itu salah...Kehidupan tanpa "sesuatu yang melembaga" adalah utopis dan lelucon tetapi kita bisa menciptakan "sesuatu yang melembaga" dengan asaz "demokrasi" yang saya kira tidak kalah utopis dan lucu.Sejarah sudah membuktikan bahwa tidak hal tersebut lain halnya dengan "komunal primitif".Tidak ada jalan lain,kita semua harus meneriman bahwa inilah "kebenaran" yang sudah ditetapkan oleh "sang pencipta" bahwa "sesuatu yang melembaga" akan mengatur kehidupan kita lebih baik.
Kasus Freeport,Exxon dan banyak "turis mancanegara" yang lainnya sudah cukup memberikan bukti "ketidakbecusan" sesuatu "yang melembaga" dalam memperhatikan "budak-budaknya" dan hanya menyenangkan "sang tuan besar" karena bagaimanapun "boneka" kita dari kalangan militer yang merasa "embargo" adalah momok yang menakutkan..Gantinya, serahkan "hartamu" kemudian "embargo suku cadang" akan dihapuskan....Inilah kalau kalangan militer mengambil peran "masyarakat madani".
Jadi masihkah kita berpikir masih membutuhkan "sesuatu yang melembaga" yang sudah terbukti hanya menjadi penyebab utama ketertindasan yang kita alami?Belum lagi dengan "the poverty urband legend" yang jelas-jelas menjadi DOKTRIN paling ampuh dan tidak bisa DIGUGURKAN sampai sekarang??
Hancurkan N****A!!!Hapuskan S******R!!!
Dalam diri manusia sudah "built-in" sedemikian rupa apa yang disebut dengan adab dan "humanity value" yang tentu saja akan selalu berubah sesuai dengan kondisi zaman dimana kita hidup.Lantas,apakah sesuatu yang sudah sedemikan rupa ada dalam diri kita tidak bisa dipakai sebagai sebuah "peraturan" yang tentu saja setiap orangnya berbeda?Nah,yang menjadi masalah adalah,ketika adab dan "humanity value" itu ingin DISTANDARKAN dalam sebuah PERATURAN..Nila-nilai yang sifatnya sangat subjektif atau bisa kita katakan sangat relatif ingin diseragamkan dengan satu hukum dan dengan satu pandangan dimana jika kita langgar maka sanksilah yang akan kita dapatkan...
Lebih jauh,banyak yang mengatakan bahwa apakah saat ini orang telah "beradab"?Seperti yang saya katakan di atas bahwa adab telah ada dalam diri manusia dan itu disesuaikan dengan nilai-nilai zaman dimana mereka bernapas.Seorang manusia tidaklah dianggap sudah beradab jika sudah mematuhi seluruh peraturan yang dibuat oleh "sesuatu yang melembaga" tetapi sebaliknya bisa saja dia melanggar adab yang seharusnya ada dalam dirinya...
Keteraturan tanpa peraturan adalah slogan yang tepat untuk mengukur apakah seorang manusia sudah memaksimalkan adabnya maupun "humanity value"nya...Semua berjalan apa adanya tidak di bawah tekanan "sesuatu yang melembaga" tersebut tidak pula di bawah ancaman AK-47.
Ironisnya manusia sudah diBRAINWASHING bahwa seharusnyalah seperti ini dan hal yang seperti itu salah...Kehidupan tanpa "sesuatu yang melembaga" adalah utopis dan lelucon tetapi kita bisa menciptakan "sesuatu yang melembaga" dengan asaz "demokrasi" yang saya kira tidak kalah utopis dan lucu.Sejarah sudah membuktikan bahwa tidak hal tersebut lain halnya dengan "komunal primitif".Tidak ada jalan lain,kita semua harus meneriman bahwa inilah "kebenaran" yang sudah ditetapkan oleh "sang pencipta" bahwa "sesuatu yang melembaga" akan mengatur kehidupan kita lebih baik.
Kasus Freeport,Exxon dan banyak "turis mancanegara" yang lainnya sudah cukup memberikan bukti "ketidakbecusan" sesuatu "yang melembaga" dalam memperhatikan "budak-budaknya" dan hanya menyenangkan "sang tuan besar" karena bagaimanapun "boneka" kita dari kalangan militer yang merasa "embargo" adalah momok yang menakutkan..Gantinya, serahkan "hartamu" kemudian "embargo suku cadang" akan dihapuskan....Inilah kalau kalangan militer mengambil peran "masyarakat madani".
Jadi masihkah kita berpikir masih membutuhkan "sesuatu yang melembaga" yang sudah terbukti hanya menjadi penyebab utama ketertindasan yang kita alami?Belum lagi dengan "the poverty urband legend" yang jelas-jelas menjadi DOKTRIN paling ampuh dan tidak bisa DIGUGURKAN sampai sekarang??
Hancurkan N****A!!!Hapuskan S******R!!!
0 komentar:
Posting Komentar